Kamis, 16 Januari 2014

DDST (DENVER DEVELOPMENT SCREENING TEST)


v PENDAHULUAN
Perkembangan anak menggambarkan peningkatan kematangan fungsi individu, dan merupakan indicator penting dalam menilai kualitas hidup anak. Oleh karena itu perkembangan anak harus dipantau secara berkala. Bayi atau anak dengan resiko tinggi terjadinya penyimpangan perkembangan perlu mendapat prioritas, diantaranya bayi premature, berat lahir rendah, riwayat asfiksia, hiperbilirubinemia, infeksi intrapartum, ibu diabetes mellitus, gamely, dll.

v DEFINISI
Salah satu dari metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak. Test ini  bukan test diagnostic atau test IQ.

v TUJUAN
  1. Untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak.
  2. Untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.

v MANFAAT
  1. Untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai anak.
  2. Untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin.
  3. Untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha menciptakan kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan.

v DILAKUKAN
1.Tahap pertama: dilakukan pada usia 0 –6 tahun.
  1. 3–6 bulan
  1. 9 –12 bulan
  2. 18 –24 bulan
  3. 3 tahun
  4. 4 tahun
  5. 5 tahun

2.Tahap kedua
Dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang lengkap.

v ASPEK YANG DINILAI
Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu :
  1. Sektor personal social. Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi dengan lingkungan.
  2. Sektor gerakan motorik halus. Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu, melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan, memainkan, menggunakan benda-benda kecil.
  3. Sektor bahasa.Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara spontan.
  4. Sektor gerakan motorik kasar. Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat, berjalan, dll.
 
v PERSIAPAN
1.    Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang /tidak bising, dan bersih.
2.    Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.
3.    Formulir Denver.
a.    ♥Deteksi dini penyimpangan perkembangan anak umur < 6 tahun, berisi 125 gugus tugas yang disusun dalam formulir menjadi 4 sektor untuk menjaring fungsi.
b.    ♥Skala umur tertera pada bagian atas formulir yang terbagi dari umur dalam bulan dan tahun, sejak lahir sampai berusia 6 tahun.
c.    ♥Setiap ruang antara tanda umur mewakili 1 bulan, sampai anak berumur 24 bulan. Kemudian mewakili 3 bulan, sampai anak berusia 6 tahun.
d.   ♥Pada setiap tugas perkembangan yang berjumlah125, terdapat batas kemampuan perkembangan yaitu 25%, 50% dan 90% dari populasi anak lulus pada tugas perkembangan tersebut pada beberapa tugas perkembangan terdapat huruf dan angka pada ujung kotak sebelah kiri, contohnya R singakatan dari report, artinya tugas perkembangan tersebut dapat lulus berdasarkan laporan dari orang tua / pengasuh anak, tetapi apabila memungkinkan maka penilai dapat memperhatikan apa yang biasa dilakukan oleh anak.
e.    ♥Angka kecil menunjukkan tugas yang harus dikerjakan sesuai dengan nomor yang ada pada formulir.
4.  Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.
5.  Dekat dengan anak.
6.  Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.
7.  Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.
v ALAT
  1. Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)
  2. Kismis/manik-manik
  3. 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm
  4. Kerincing dengan gagang yang kecil
  5. Botol kacakecil dengan diameter lubang 1,5 cm
  6. Bel/lonceng kecil
  7. Bola tennis
  8. Pensilmerah
  9. Boneka kecil dengan botol susu 
  10. Cangkir plastic dengan gagang / pegangan 
  11. Kertas kosong

v PROSEDUR

  1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah
  2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.
  3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.
  4. Hitung umur anak dan buat garis umur.
  • Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir
  • Bila anak lahir prematur, koreksi factor  prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2 minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus dilakukan koreksi 
  • Pada anak-anak yang lahir prematur, usia disesuaikan hanya sampai anak usia 2 tahun:
Contoh perhitungan anak dengan prematur:
An. Lula lahir prematur pada kehamilan 32 minggu, lahir pada tanggal 5 Agustus 2006. Diperiksa perkembangannya dengan DDST II pada tanggal 1 April 2008. Hitung usia kronologis An. Lula!
Diketahui:
Tanggal lahir An. Lula : 5-8-2006
Tanggal periksa : 1-4-2008
Prematur : 32 minggu
Ditanyakan:
Berapa usia kronologis An. Lula?
Jawab:
2008 – 4 – 1 An. Lula prematur 32 minggu
2006 – 8 – 5 Aterm = 37 minggu
_________ - Maka 37 – 32 = 5 minggu
1 – 7 -26
Jadi usia An. Lula jika aterm (tidak prematur) adalah 1 tahun 7 bulan 26 hari atau 1 tahun 8 bulan atau 20 bulan

Usia tersebut dikurangi usia keprematurannya yaitu 5 minggu X 7 hari = 35 hari, sehingga usia kronologis An. Lula untuk pemeriksaan DDST II adalah:
1 tahun 7 bulan 26 hari – 35 hari = 1 tahun 6 bulan 21 hari Atau 1 tahun 7 bulan atau 19 bulan

6.    Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur dengan warna yang berbeda.
7.    Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai dengan apa yang ingin ditestkan.
8.    Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.
Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling
dekat disebelah kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang
ditembus garis umur.
Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i
(gagal / menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus”3tugas perkembangan.
Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkambangan pada langkahi, lakukan tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.
9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 
  1. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas, dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua / pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki anak tersebut. bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang mengahambat test.
  2.  Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri dan kepuasan orang tua.
  3.  Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.
  4. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.
  5.  Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil normal atau abnormal.
  6. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.
  7. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau perilaku pada waktu lain.

SKORING
  1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu /pengasuh anak memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).
  2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu / pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan baik.
  3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan). 
  4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai pada uji coba dengan tanda R.

INTEPRETASI PENILAIAN INDIVIDUAL
Lebih (advanced)
  • Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis umur, dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.Garis umur
Normal
  • Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan disebelah kanan garis umur dikategorikan sebagai normal.
  • Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75, maka dikategorokan sebagai normal.
Caution / peringatan
  • Bila seorang anak gagal (F) atau menolak ® tugas perkembangan, dimana garis umur terletak pada atau anatara persentil 75 dan 90.
Delay / keterlambatan
  • Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang terletak lengkap disebelah kiri garis umur. Garis umur Garis umur
No opportunity / tidak ada kesempatan
  • Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua melaporkan bahwa anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

LANGKAH MENGAMBIL KESIMPULAN 
Normal
  • >> Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.
  • >> Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya
Suspect / di duga
  • >> Bila didapatkan 2 caution dan / atau 1 keterlambatan.
  • >> Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti rasa takut, keadaan sakit atau kelelahan. 
Untestable / tidak dapat diuji
  • >> Bila ada skor menolak pada 1 uji coba tertelak disebelah kiri garis umur atau menolak pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75–90%.
  • >> Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.

TINDAK LANJUT
SKRINING PERKEMBANGAN        
           
SUSPEK/CURIGA ADA GANGGUAN                 NORMAL                                                                                                                                         
EVALUASI UNTUK DIAGNOSTIK                      MONITORING/
 (Development Assessment)                                          STIMULASI

MASALAH PERKEMBANGAN                             NORMAL
                                                                                                             

INTERVENSI DINI                                      MONITORING/STIMULASI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar